KabarMakkah.Com - Bulan haji sudah semakin dekat. Kerajaan Arab Saudi sebagai tuan rumah semakin gencar dalam mempersiapkan pelaksanaan ibadah yang juga merupakan rukun Islam kelima tersebut. Pembangunan Masjidil Haram yang selama ini jadi kendala pelaksanaan ibadah haji sudah mendekati selesai.
Duta besar Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa Ibrahim Al-Mubarak mengatakan, tahun depan kuota haji untuk masyarakat Indonesia pun akan dikembalikan lagi 100% setelah sebelumnya dipangkas sekitar 20 persen akibat perluasan Masjidil Haram ini. Bahkan, rencananya, kuota untuk Indonesia akan ditambah sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang semakin hari semakin banyak.
"Berkaitan dengan Masjidil Haram, ini merupakan untuk pengurangan terakhir ibadah haji, insyaallah tahun 2016 jumlah haji Indonesia kembali sekitar 211 ribu, seperti semula, dan kita akan pertimbangkan adanya pertambahan kuota sesuai dengan jumlah penambahan penduduk di Indonesia," kata Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Mustafa Ibrahim Al-Mubarak seperti dilansir dari Merdeka.Com.
Kerajaan Arab Saudi juga semakin memantapkan proses penyelenggarakan ibadah haji yang diikuti oleh jutaan umat Islam di seluruh dunia dengan diberlakukannya sistem elektronik haji, atau e-haj, sebuah sistem yang bisa menyatukan pendataan haji di seluruh dunia.
"Data-data ini dikirimkan ke Kementerian Haji Arab Saudi, lalu Kementerian Haji kirim ke Kedubes di Jakarta untuk memberi visa. Untuk bisa ini kita kerjasama dengan Indonesia, dalam hal ini Kementerian Agama," kata Mustafa.
Bagaimana kesiapan Arab Saudi menyelenggarakan ibadah haji, berikut adalah wawancara merdeka.com dengan Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa Ibrahim Al-Mubarak selengkapnya:
Persiapan Kedubes Arab Saudi di Indonesia untuk haji 2015 sudah sejauh mana?
Berkaitan haji, Indonesia merupakan negara muslim terbesar yang melakukan ibadah haji, setelah dikurangi 20 persen, mengingat sekarang dalam proses perluasan Masjidil Haram, saat ini ada sekitar 168,500 WNI yang melakukan ibadah haji. Berkaitan dengan apa yang baru dalam sistem haji, saat ini diberlakukannya elektronik haji, atau e-haj, satu sistem yang bisa menyatukan pendataan. Data-data ini dikirimkan ke Kementerian Haji Arab Saudi, lalu Kementerian Haji kirim ke Kedubes di Jakarta untuk memberi visa. Untuk bisa ini kita kerjasama dengan indonesia, dalam hal ini Kementerian Agama.
Kita apresiasi pemerintah Indonesia yang memberi perhatiannya pada manajemen haji, itu luar biasa dan kita tidak temukan masalah. Ada masalah tapi sedikit, tidak signifikan dibanding yang lain. Berkaitan persiapan, kita siap untuk menerima jamaah haji di seluruh dunia termasuk dari Indonesia.
Berkaitan dengan Masjidil Haram, ini merupakan untuk pengurangan terakhir ibadah haji, insya Allah 2016 jumlah haji Indonesia kembali sekitar 211 ribu, seperti semula, dan kita akan pertimbangkan adanya pertambahan kuota sesuai dengan jumlah penambahan penduduk di Indonesia.
Berarti memungkinkan jamaah haji Indonesia lebih dari 211 ribu, atau bahkan bisa 220 ribu misalnya?
Bisa, akan bertambah.
Mengingat antrean jamaah haji di Indonesia sangat panjang sekali bisa mencapai 10-15 tahun, apakah memungkinkan dapat kuota yang lebih lagi dari jumlah sebelum-sebelumnya?
Berkaitan dengan tambahan ini, berkaitan juga dengan kapasitas Masjidil Haram sendiri, karena Masjidil Haram merupakan bagian dari manasik haji. Perlu disadari oleh masyarakat Indonesia, kapasitas Masjidil Haram terbatas, mengingat keterbatasan Masjidil Haram yang merupakan bagian dari rukun haji. Mina kapasitasnya juga tidak mumpuni lagi, jadi kita tidak serta merta menambah. Kita mengurangi kuota haji sebelumnya juga untuk keselamatan dan keamanan haji itu sendiri, karena kita sangat mementingkan keselamatan dan keamanan ibadah haji. Pengurangan kuota itu juga bagian dari peningkatan keamanan dan keselamatan haji.
Berarti perluasan Masjidil Haram selesai tahun ini?
Perluasan Masjidil Haram sudah selesai, tapi yang belum selesai tempat tawaf, ini butuh waktu yang lama. Kalau perluasan masjidil haram sudah selesai, dan kapasitasnya sudah melebihi, berkaitan dengan tempat tawaf belum selesai membutuhkan waktu lama, harus ada pengurangan 40 persen. Oleh karena itu kalau ini selesai, bisa menampung 105 ribu yang melakukan tawaf per jamnya, sebelumnya 48 ribu, kalau sudah jadi jadi 105 ribu. Pada saat ini ada 2 tempat, atau jembatan buat tawaf, dan masih darurat, belum selesai, dan jembatan untuk towaf sementara akan dihilangkan.
Kira-kira penyelesaian tempat tawaf ini berapa lama lagi?
Tahun depan insya Allah.
Ini komitmen almarhum Raja Abdullah, ini impian beliau melakukan perluasan Masjidil Haram dan tempat tawaf. Dua tempat ini merupakan perluasan yang sangat bersejarah dan sangat lux, dan istimewa, juga dilakukan dengan kehati-hatian dan detil sekali sehingga memungkinkan desain yang sangat indah, cocok dan layak untuk Masjidil Haram dan Nabawi.
Raja Abdullah beliau juga inisiator perluasan tempat Sa'i, dimana dalam waktu belau juga ada perluasan, dua tingkat, baik secara horizontal dan vertikal, ini dilakukan juga atas persetujuan para ulama. Ini juga merupakan perubahan dalam sejarah.
Bicara soal haji di Indonesia, masalah utama yang sering muncul tiap tahunnya adalah tak jauh-jauh soal catering, pemondokan. Apakah dua hal itu juga kemungkinan jadi kendala di tahun ini?
Saya kira tidak akan memiliki masalah yang sangat besar, mengingat catering dan pemondokan itu merupakan urusan swasta, itu masalah swasta dan saya lihat kejelian atau semangat Kementerian Agama sangat kuat sekali untuk melakukan perbaikan-perbaikan terkait pemondokan dan catering ini.
Saya di sini ingin memberi apresiasi kepada pemerintah Indonesia dalam hal ini Kemterian Agama, setelah selesai musim haji langsung persiapan untuk musim haji berikutnya. Ini upaya baik sekali untuk memudahkan dan memebri kenyamanan bagi pemerintah Saudi dan masyarakat Indonesia yang ingin haji.
Juga kalau saya berkunjung ke perguruan tinggi di daerah di sana ada miniatur ka'bah dan haji, tempat manasik haji dan pelatihan anak-anak TK, ini menunjukkan komitmen bangsa Indonesia, masyarakat Indonesia betapa pentingnya persiapan sebelum haji. Pendidikan haji sangat penting kepada anak-anak kecil ini juga menunjukkan perhatian pemerintah Indonesia, terhadap haji sebelum mereka ke tanah suci.
Jika dibandingkan dengan negara lain, tidak bisa dibandingkan. Mereka datang ke sana tidak memiliki pengetahuan sama sekali, tidak mengetahui cara haji. Beda dengan masyarakat Indonesia pergi ke sana dipersenjatai pengetahuan haji. Ini memudahkan bagi jamaah haji masyarakat Indonesia dan mutawif di Arab Saudi.
(Merdeka.Com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar