KabarMakkah.Com -Sewaktu melihat pembangunan Jamarat yang megah dan besar di Jamarot tahun 2008, sejumlah kawasan perbukitan dan gunung-gunung dihancurkan. Yang menarik, ketika penghancuran dan pengerukan dilakukan ditemukan sebuah bangunan masjid kuno dan antik, menurut pakar arkeologi dan ahli sejarah, masjid ini adalah Masjid Baiah atau Masjid Al Baiat Al aqabah.
Masjid Al Baiat |
Dari beberapa sumber, masjid kuno berukuran 400 meter persegi atau 17 x 29 meter dan tingginya sekitar 7 meter, dinding bagian belakang 2 meter ini ditemukan sekitar tahun 2005. Sebelumnya, masjid yang terpendam ini hanya diketahui kalangan terbatas karena letaknya terpencil.
Tidak seperti masjid pada umumnya, masjid kuno berwarna krem ini dikelilingi pagar besi berwarna hitam dan dikunci gembok. Sehingga para peziarah atau jamaah haji, saat musim haji tidak bisa melakukan sholat di situ.
Masjid Baiah |
Walaupun begitu, para pengunjungnya masih bisa melihat kondisi dari luar atau melongok sebagian ruangan dari jendelanya yang memang dibiarkan terbuka.
Dalam proses pembangunan Jamarat di tahun 2006, buldozer yang melakukan pengerukan tanah menyentuh batu yang sangat keras. Anehnya, batu itu tidak bisa dihancurkan, bahkan sampai memakan waktu seminggu untuk menghancurkan batu berwarna krem tersebut.
Namun, setelah diteliti, ternyata batu tersebut merupakan bekas bangunan masjid. Dan ajaibnya, tiada satupun alat berat yang mampu menghancurkannya. Akhirnya masjid itu dibiarkan seperti apa adanya. Kendati demikian, masjid ini tidak difungsikan sebagaimana masjid pada umumnya, hanya sebagai tempat berziarah.
Terlihat bahwa masjid baiah ini dipelihara. Misalnya tempat imam sholat diberi sajadah dan diberi karpet. Di tempat imam juga terdapat tempat menaruh microphone sehingga terkesan masjid ini aktif digunakan. Di beberapa sudut terdapat tempat Al Quran.
Dalam masjid baiah |
Masjid Baiah terlihat dari atas |
Karena masjid terbuka tanpa atap, maka dalamnya masjid tidak ubahnya pelataran. Tidak ada ubin yang bagus apalagi marmer sebagaimana Masjidil Haram. Tapi inilah peninggalan sejarah yang dihargai pemerintah Arab Saudi. Padahal, biasanya kerajaan ini biasanya membangun sesuatu secara fungsional, meskipun harus mengabaikan nilai sejarah yang sangat besar.
Sejarah Masjid Baiah Aqobah
Masjid Baiat dibangun oleh Dinasti Abbasiah untuk menghormati Abbas bin Abdul Muthalib. Masjid ini dibangun sebagai penghormatan atas terjadinya Baiat Aqabah, karena di tempat inilah kaum Yatsrib (masyarakat Madinah) melakukan baiat kepada Rasulullah untuk taat dan tidak melakukan syirik. Ketika itu, Rasulullah SAW ditemani pamannya Abbas bin Abdul Muthalib yang belum beriman. Meski demikian, ia sangat memperhatikan kepada keponakannya dan sangat menjaga keselamatannya.
Masjid Baiat Aqobah |
Setahun kemudian, tahun 622 M, Rasulullah kembali melakukan baiat di Aqabah. Kali ini perjanjian dilakukan Rasulullah terhadap 73 orang pria dan 2 orang wanita dari Yatsrib. Wanita itu adalah Nusaibah bintu Ka'ab dan Asma' binti 'Amr bin 'Adiy. Perjanjian ini terjadi pada tahun ketiga belas kenabian. Musha'ab bin Umair yang ikut berbaiat pada Baiat Aqabah pertama kembali ikut bersamanya beserta dengan penduduk Yatsrib yang sudah terlebih dahulu masuk Islam
Mereka menjumpai Rasulullah di Aqabah pada suatu malam. Nabi Muhammad SAW datang bersama pamannya Abbas bin Abdul Muthallib. Meskipun saat itu Abbas masih musyrik, namun ia ingin meminta jaminan keamanan keponakannya Nabi Muhammad, kepada orang-orang Yatsrib itu. Ketika itu, Abbas menjadi orang pertama yang angkat bicara kemudian disusul oleh Nabi Muhammad yang membacakan beberapa ayat Alquran dan menyerukan tentang Islam.
Lalu orang-orang Yatsrib itu berbaiat pada Nabi Muhammad. Isi baiatnya adalah, mereka akan mendengar dan taat, baik dalam perkara yang mereka sukai maupun yang mereka benci; mereka akan berinfak, baik dalam keadaan sempit maupun lapang; Mereka akan beramar ma'ruf dan nahi munkar. Mereka juga berjanji agar mereka tidak terpengaruh celaan orang-orang yang mencela di jalan Allah SWT, dan mereka berjanji akan melindungi Nabi Muhammad sebagaimana mereka melindungi para wanita dan anak mereka sendiri.
Inilah tempat dan peristiwa bersejarah dan merupakan titik balik kemenangan Islam dan kaum Muslim, yang banyak dilupakan. Bagaimana tidak, tanggal 10 Dzulhijjah, saat mereka di Mina hanya melempar Jumrah ‘Aqobah, seolah tempat dan peristiwa bersejerah itu pun tidak ada dalam ingatan mereka. Padahal, seharusnya dengan dikhususkannya Jumrah Aqabah tanggal 10 Dzulhjjah itu bisa menggugah pertanyaan dalam benak mereka, ada apa dengan 'Aqobah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar