مَا أَغْنَيْتَ عَنْ عَمِّكَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَحُوطُكَ وَيَغْضَبُ لَكَ؟
“Apakah anda tidak bisa menolong paman anda?, karena dia selalu melindungi anda dan marah karena anda.”
Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
هُوَ فِي ضَحْضَاحٍ مِنْ نَارٍ، وَلَوْلاَ أَنَا لَكَانَ فِي الدَّرَكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ
“Dia berada di permukaan neraka. Andai bukan karena aku, niscaya dia berada di kerak neraka.” (HR. Ahmad dan Bukhori)
Hadits diatas berkenaan dengan salah satu paman Rasulullah, Abu Tholib. yang dalam hidupnya banyak membela beliau dalam menegakkan islam namun dia sendiri tidak mau masuk islam sampai akhir hayatnya.
Pedihnya Siksa Neraka |
Tapi bukan hal itu yang ingin saya bahas dalam artikel ini. Yang saya bahas adalah sabda Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa neraka ada bagian permukaannya dan ada bagian keraknya. Ini menunjukkan bahwa neraka memiliki tingkatan-tingkatan.
Alqur’an sendiri tidak menerangkan neraka mana yang berada lebih bawah dari yang lainnya. begitupun juga dengan Alhadits. yang ada hanyalah menyebutkan nama-nama neraka saja. Berikut adalah penjelasannya:
1. Neraka Hawiyah
Berdasarkan firman Allah Subhanahu Wata'ala:
Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas. (Al-Qoriah : 8-11)
Neraka Hawiyah disediakan bagi orang-orang yang ketika ditegakkan Al-mizan (timbangan) atas amal baik dan buruknya, ternyata timbangan amal baiknya lebih ringan daripada amal buruknya. Kondisi Neraka ini digambarkan dalam ayat ke-11 yakni merupakan api yang sangat panas.
Jika kita di dunia tergores wajan atau terciprat minyak penggorengan sedikit saja maka rasa panas dan pedih tidak cukup selesai dalam sehari. Apalagi jika seluruh tubuh kita di ceburkan ke dalam lautan api yang sangat panas. Na’udzu billaahi min dzalika. Segeralah kita cek dan timbang-timbang sendiri apakah amal buruk kita lebih berat timbangannya daripada amal baik. Jangan sampai kita merugi di akhirat nanti.
2. Neraka Jahim
Allah SWT berfirman:
(91). وَبُرِّزَتِ الْجَحِيمُ لِلْغَاوِينَ
Dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat",
(92). وَقِيلَ لَهُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ
Dan dikatakan kepada mereka: "Di manakah berhala-berhala yang dahulu kamu selalu menyembah (nya)
(93). مِنْ دُونِ الَّهِ هَلْ يَنْصُرُونَكُمْ أَوْ يَنْتَصِرُونَ
Selain Allah? Dapatkah mereka menolong kamu atau menolong diri mereka sendiri?"
(94). فَكُبْكِبُوا فِيهَا هُمْ وَالْغَاوُونَ
Maka mereka (sembahan-sembahan itu) dijungkirkan ke dalam neraka bersama-sama orang-orang yang sesat,
(95). وَجُنُودُ إِبْلِيسَ أَجْمَعُونَ
Dan bala tentara iblis semuanya.
(QS.Asy-Syu'araa :91-95)
Neraka Jahim disediakan bagi mereka yang sesat dalam hal ibadah kepada Allah. Seharusnya mereka memurnikan ibadah hanya kepada Allah. Tapi mereka menjadikan tandingan-tandingan sesembahan selain Allah. Maka bukan hanya golongan manusia, berhala-berhala yang mereka sembah bersama bala tentara iblis pun dimasukkan kedalamnya.
Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa bahan baku Neraka yang berupa batu-batuan sebagiannya berasal dari patung-patung berhala yang disembah ini.
Maka dari itu kita harus selalu hati-hati dalam beribadah jangan sampai ibadah kita dicampuri dengan kesyirikan. Bentuk penyembahan berhala bukan hanya berdo’a di depan patung yang tidak bernyawa. Taqlid terhadap ucapan ulama tertentu tanpa ilmu pun dikategorikan sedang menyembah Arbab.
Sebagaimana Yahudi dan Nasrani yang menjadikan rahib-rahib dan orang saleh diantara mereka sebagai Arbab. Mereka mengharamkan apa yang dihalalkan Allah dan menghalalkan apa yang diharamkanNya.
Disinilah letak pentingnya mencari ilmu. Jangan sampai sudah sadar bahwa kita bodoh dalam ilmu agama, tapi tidak mau mencari ilmu untuk memberantas kebodohan tersebut.
3. Neraka Saqar
Firman Allah SWT:
“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)? Mereka menjawab,”Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan sholat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan.” (QS. Al-Mudatsir : 42-46)
Kriteria orang yang masuk Neraka Saqar sesuai dengan ayat diatas:
Orang yang waktu di dunia tidak melaksanakan shalat; Dan memang banyak orang yang mengaku beragama Islam tapi bacaan shalat pun tidak hafal. Ini menunjukkan betapa shalat sudah banyak ditinggalkan.
Tidak memberi makan orang miskin; terutama bagi mereka yang bergelimang rahmat Allah (harta) tapi tidak peduli pada nasib hamba Allah lain yang untuk makan sehari-hari saja sudah susah.
Memperbincangkan hal-hal batil; bukannya saling menasehati dalam kebenaran.
Mendustakan hari pembalasan; dengan terus berbuat amal-amal yang memperberat timbangan keburukan hingga akhirnya kematian menjemputnya.
Betapa mengerikan jika kita menjadi salah satu penghuni Saqar. Kulit yang waktu di dunia dijaga kecantikannya akan hangus sekejap mata dimakan Saqar.
4. Neraka Ladza
كَلَّا إِنَّهَا لَظَى. نَزَّاعَةً لِلشَّوَى. تَدْعُوا مَنْ أَدْبَرَ وَتَوَلَّى. وَجَمَعَ فَأَوْعَى
Sekali-kali tidak dapat. Sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak, Yang mengelupaskan kulit kepala, Yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama). Serta mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya. (Al-Ma'arij : 15-18)
Jadi bagi para penumpuk harta kekayaan dunia serta menolak ajaran agama, siap sedialah memasuki api yang bergejolak yang dapat mengelupaskan kulit kepala. Jika kengerian ini masih belum bisa menyadarkan kita maka sungguh manusia adalah mahkluk yang paling banyak membangkang serta sombong, seolah-olah dirinya kuat dapat menahan siksaan yang begitu dahsyat.
5. Neraka Huthamah
كَلَّا لَيُنْبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ. نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ. الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ. إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ. فِي عَمَدٍ مُمَدَّدَةٍ
Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang. (Al-Humazah : 4-9)
Calon penduduk Huthamah dan seperti apa kondisi yang akan terjadi didalamnya sudah begitu jelas digambarkan Allah SWT. Tinggal manusia berpikir apakah mau menghentikan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan dirinya terlempar kedalamnya atau tidak.
6. Neraka Sa’ir
إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).(An-Nisa : 10)
Ingatlah wahai kawan, ketika kita merasa mendapatkan keuntungan dengan memakan harta anak yatim, sebenarnya kerugian besar yang sedang menimpa. Pandanglah harta tersebut sebagai api yang menyala-nyala di dunia ini sebelum benar-benar jadi api yang menyala-nyala yang membakar tubuh kita di akhirat.
7. Neraka Jahannam
وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ أَجْمَعِينَ
Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya (Al-Hijr: 43)
Neraka Jahannam disediakan bagi orang-orang yang mengikuti syaiton. Berhati-hatilah kita dari hal-hal yang terasa indah karena inilah salah satu tipu daya syaiton dalam menggelincirkan manusia dari jalan Robb-nya yang lurus.
Langkah-langkah syaiton bukan hanya mencuri, merampok, membunuh dan sebagainya yang sudah jelas terlihat buruknya. Namun langkah-langkah ini bisa tersirat rapi pada amal yang disangka amal saleh oleh manusia tetapi merupakan amal salah dihadapan Allah.
Maka dari itu sudah semestinya bagi kita untuk mempelajari ilmu agama bukan hanya dipermukaannya saja tapi selami dan dalami hingga kita bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar.
Semoga kita semua diselamatkan oleh Allah dari semua bentuk Neraka dan siksaannya. Amiin ya Robbal Alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar