Letak: Mekkah, Arab Saudi
Koordinat geografi: 21,422°LU 39,826°BT
Kapasitas: 900,000 (menjadi 4.000.000 pada musim haji)
Menara: 9
Tinggi menara: 89 meter (292 kaki)
Masjidil Haram (bahasa Arab: المسجد الحرام) adalah sebuah masjid di kota Makkah, yang dianggap sebagai tempat paling sakral menurut umat Islam. Masjid ini juga merupakan tujuan utama dalam ibadah haji. Masjid yang dibangun mengelilingi Ka’bah ini menjadi arah kiblat bagi seluruh umat Islam ketika mengerjakan ibadah Sholat. Masjid ini juga merupakan Masjid terbesar di dunia.
Imam Besar masjid ini adalah Syaikh Abdurrahman As-Sudais, seorang imam yang dikenal dalam membaca Al Qur’an dengan artikulasi yang jelas dan suara yang merdu.
Masjidil Haram |
Muadzin besar dan paling senior di Masjid Al-Haram adalah Ali Mulla yang suara adzannya sangat terkenal di seluruh media international
Sejarah
Menurut kepercayaan umat Islam, Ka’bah atau nama lain dari Bakkah ini pertama kali yang membangunnya adalah Nabi Adam. Dan kemudian dilanjutkan pada masa Nabi Ibrahim bersama dengan anaknya, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail bukanlah yang membangun Ka'bah, namun hanya meninggikan dasar – dasar Ka’bah sekaligus membangun masjid di sekitar Ka’bah tersebut. Ka’bah terletak di tengah masjidil Haram: tingginya mencapai lima belas hasta; bentuknya berupa kubus batu besar. [1]
Menurut sebuah hadits shahih, satu kali sholat di Masjidil Haram pahalanya sama dengan 100.000 kali sholat di masjid-masjid lain, kecuali Masjid Nabawi Madinah dan Masjidil Aqsha. Satu kali shalat di Masjid Nabawi sama dengan 1.000 kali sholat di masjid-masjid lain, kecuali Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Adapun satu kali shalat di Masjidil Aqsha sama dengan 250 kali sholat di masjid-masjid lain, kecuali Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Semua umat islam diperintahkan oleh Allah SWT untuk memalingkan wajahnya / hatinya ke arah masjidil haram dimanapun berada, hal ini diperkuat dengan firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 149 dan 150. perintah ini hampir sama derajatnya dengan perintah Allah yang lain seperti hal melakukan sholat, zakat, puasa, haji sebagai wujud hati yang terikat dan ingat kepada Allah dalam segala hal duniawi ini.
Catatan kaki
[1] Al-A’zami, M.M., (2005), Sejarah Teks Al-Qur’an dari Wahyu sampai Kompilasi, (terj.), Jakarta: Gema Insani Press, ISBN 979-561-937-3.
Sumber: Wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar