KabarMakkah.Com - Bisa mengerjakan rukun islam yang kelima: ibadah haji, tentunya menjadi impian setiap orang Islam. Namun, untuk melaksanakan ibadah yang satu ini tentunya harus mempersiapkan berbagai keperluan yang dibutuhkan. Salah satunya adalah biaya terbang dan akomodasi ke Tanah Suci. Karena tidak sedikit biaya yang harus dipersiapkan untuk bisa berangkat ke tanah suci.
Pernahkan kita dipanggil oleh Presiden untuk datang ke Istana Negara? Pastilah kita akan berupaya untuk memenuhi panggilan itu. Jika kita tak punya uang untuk membeli pakaian yang layak, mungkin kita akan meminjam pada tetangga. Jika biasanya kita naik bus kalo pergi kemana-mana, mungkin kali ini kita menyengajakan diri naik taksi. Mengapa kita melakukan itu semua? Karena kita merasa terhormat dipanggil oleh orang yang terhormat pula.
Haji bukanlah sekedar panggilan terhormat, melainkan panggilan dari yang Maha Terhormat, Allah SWT. Panggilannya pun mulia, bukan seperti memenuhi panggilan atasan yang menyuruh kita memberikan laporan.
Justru berhaji adalah panggilan untuk kita bisa mengutarakan permintaan-permintaan kita. Kita diberi ”upah” pahala, diberi juga pengabulan dari doa-doa kita. Lantas, akankah kita menyepelekan panggilan ini begitu saja?
Sayangnya yang terjadi saat ini justru sebaliknya. Si miskin enggan menjawab penggilan tersebut dengan dalih tidak punya harta. Si kaya tak segera merespon panggilan tersebut degnan dalih waktunya belum tepat. Yang muda masih mengulur-ngulur waktu untuk memnuhi panggilan itu dnegan dalih masih ada hari esok. Yang tua merasa malas karena sayang dengan harta yang sudah terlanjur ditumpuk.
Padahal, panggilan haji bukan hanya milik si kaya, si miskin, yang tua dan yang muda. Panggilan ini adalah untuk semua. Banyak diantara kita yang mengaku ”belum mampu” tapi masih bisa menabung untuk memiliki rumah, kendaraan, handphone atau aksesoris dunia lainnya.
Ya, Panggilan haji ini adalah untuk semua umat Islam, namun banyak dari kita enggan untuk merencanakannya. kita hanya mencita-citakannya tanpa berani berbuat untuk mewujudkan keinginan mulia tersebut. lalu bagaimana caranya agar kita mampu merealisasikan "Cara Agar Bisa Naik Haji Selagi Muda"? Simak di bawah ini!
1. Merencanakan Tujuan Keuangan
Misal, Usia kita sekarang 21 tahun, dan ingin naik haji usia 31 tahun. Terdorong oleh slogan “berhajilah, selagi masih muda”. Maka, tersisa 10 tahun untuk mengusahakannya. Pertanyaannya : Berapa biaya haji perorang pada 10 tahun kedepan? Berapa jumlah yang harus saya tabung perbulan? Produk keuangan mana yang harus saya pilih agar bisa naik haji, apakah berupa tabungan, deposito, emas, atau lainnya?
2. Analisa Rencana Keuangan
Pertahunnya negara kita bisa dipastikan mengalami inflasi. Hal itulah yang membuat dari tahun ke tahun biaya hidup makin tinggi. Misalnya saja inflasi tahun 1994 adalah 9,24%, sedangkan inflasi tahun 1998 adalah 77,63%, dan inflasi tahun 1999 adalah 2,01%. Bagi kita-kita yang rada ga ngerti ilmu ekonomi, tidak menjadi pemerhati ekonomi dan tidak bisa memprediksi pertumbuhan ekonomi negara indonesia beberapa tahun mendatang, maka kita ambil aja ya asumsi pertahun negara kita inflasi 10%. Apa efeknya bagi kita? Tentu berefek pada bagaimana merealisasikan tujuan keuangan spesifik. Seperti contoh diatas, kita berusia 21 tahun dan ingin naik haji di usia 31 tahun.
Sementara biaya haji tahun ini adalah berkisar 30 juta. Dengan asumsi laju inflasi 10% pertahun, kita bisa memperkirakan berapa biaya haji 10 tahun mendatang. Setelah dihitung, kira-kira biaya haji ketika usia 31 tahun adalah sekitar 65 juta. Melihat angka segitu, rasanya uda pengen patah arang aja untuk nabung, Eits, jangan salah.. justru makin membulatkan tekad untuk menabung sejak sekarang, akan memudahkan kita mengantisipasi harga yang melangit itu. Mau bukti?
Pertama, kita pilih produk keuangan untuk investasi haji kita. Apakah tabungan, deposito, atau emas? Jawaban yang paling tepat adalah deposito. Mengapa? Sifat dari tabungan adalah memiliki fasititas ATM, dapat diambil sewaktu-waktu, persenan bagi hasil (nisbah) lebih kecil dari deposito dan setiap bulannya dipotong oleh biaya administrasi bulanan.
Sedangkan pada deposito, tidak menyediakan fasilitas ATM, tidak dapat diambil sewaktu-waktu, persenan bagi hasil(nisbah) lebih tinggi dari tabungan, dan tidak dipotong biaya administrasi. Karena tidak bisa diambil sewaktu-waktu, maka dana ini aman dari tangan kita apabila kita lagi kepepet di akhir bulan. Hanya bisa diambil jika telah mencapai jangka waktu tertentu (untuk jenis deposito berjangka 12 bulan, 24 bulan ato lainnya) atau bisa diambil jika telah mencapai nominal tertentu (untuk biaya haji atau pembelian rumah).
Itu menandakan keseriusan kita dalam merealisasikan niat berhaji. Untuk membuka deposito haji di bank syari’ah membutuhkan setoran awal 500 ribu, dan setoran selanjutnya minimal 100 ribu. Keuntungan lain adalah, apabila telah mencapai sekian puluh juta, maka secara otomatis kita telah terdaftar dalam antrian haji.
Kedua, Kita masih punya waktu 10 tahun untuk mengumpulkan 65 juta. Yuk, kita rumusin berapa yang harus kita tabung.
> Dana yang dibutuhkan: faktor pembagi bulanan (menurut hasil investasi dari bank selama 10 tahun).
> 65.000.000: 752,68 = 86.436/ bulan
Yup, kita cuma butuh menabung Rp. 86.436 perbulan selama 10 tahun, dari sekarang.
Kesimpulannya, sekarang kita sudah tidak merasa hampa lagi jika pengen menabung agar bisa cepat naik haji. Karena kita sudah punya tujuan spesifik dan sudah tahu berapa duit yang harus kita tabung perbulan dalam jangka waktu sekian tahun agar pada waku yang ditargetkan kita bisa menuai hasil dari yang kita usahakan.
Karena itu, tidak lagi ada yang menghalangi kita untuk menabung sejak dini, mulai saat ini.. dan kita jadi yakin kalau berhaji itu tidak perlu nunggu tua dan kaya, asal kita pinter mengelola keuangan pribadi.. Insyaallah.
Selain rencana keuangan diatas, ada baiknya jika kita melaksanakan beberapa tips "rahasia" agar bisa naik haji dibawah ini.
1. Berniat kuat (ber-azzam) untuk melaksanakan haji. Azzam berarti kebulatan tekad, tidak hanya sekadar niat yang diucapkan di mulut atau ‘numpang’ lewat di pikiran atau hati saja.
2. Pelajari cara-cara melakukan ibadah haji (manasik haji). Pengetahuan yang benar akan memperkuat niat dan keinginan kita untuk segera melaksanakannya.
3. Perbanyak berdoa dan panjatkanlah secara rutin setiap saat, misalkan setiap selesai sholat fardhu maupun sunnah.
4. Jangan lupa doakan selalu orang tua kita. Ingatlah bahwa anak yang sholeh sangat dicintai Allah sehingga insya Allah akan dimudahkan-Nya dalam mencapai segala keinginan kita.
5. Selalu berbaik sangka-lah (ber-husnudzon) kepada Allah SWT. Jangan mudah putus asa. Jalanilah kehidupan dengan sabar dan yakinlah bahwa Allah SWT akan selalu memberikan pertolongan.
6. Perbanyaklah beramal. Jangan hanya menabung di bank syariah, tapi ‘tabunglah’ amal kita kepada anak-anak yatim, fakir miskin, baitul mal, gelandangan dan masjid-masjid.
7. Jalankanlah sebaik mungkin semua perintah-Nya dan menjauhi maksiat. Jika kita meminta sesuatu pada seseorang, kita akan berusaha menyenangkannya, bukan? Begitu juga jika kita meminta sesuatu pada Allah SWT, kita harus menyenangkan-Nya dengan menjalankan apa yang disukai-Nya dan menjauhi segala yang dibenci-Nya.
Semoga kita dimudahkan oleh Allah SWT untuk menunaikan ibadah haji dan mampu mendapatkan gelar haji mabrur. Gelar yang akan selalu kita sandang di dunia dan di akhirat. Amin yaa rabbal ‘alamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar